GATES Ospek Paling Yahud di Unpad
Kebanyakan mahasiswa baru takut dengan ospek jurusan, karena biasanya ospek jurusan dilaksanakan dengan rentang waktu yang lama. Intensitas yang lebih sering dan lama ini membuat ospek jurusan menjadi menakutkan. Belum lagi permasalahan banyaknya tugas yang diberikan bercampur dengan tugas mata kuliah. Wajar saja apabila mahasiswa baru sudah pening untuk hanya membayangkannya, dan berakhir bertanya-tanya :
“Bakal ribet ga ya? Kakak tingkatnya galak ga ya?”
Sebagai alumni Sastra Inggris Unpad ingin sekali menjawab dengan kalimat “Tidak seburuk yang dibayangkan kok”. Namun, berdasarkan pengalaman empat tahun yang lalu, sepertinya hati tetap tidak akan tenang sebelum mengalaminya sendiri. Oleh sebab itu, kami akan mengisahkan kembali ospek jurusan Sastra Inggris tahun 2018 untuk mengakhiri series ospek di Unpad. Di akhir cerita mungkin kalian akan mengerti kenapa kami memilih untuk menjawab dengan kalimat “Tidak seburuk yang dibayangkan kok”.
Di jurusan kami, Sastra Inggris, ospek jurusan memiliki nama GATES (Gemasi’s Annual Threshold Educational Sessions) [*FYI Gemasi (Gelanggang Mahasiswa Sastra Inggris) merupakan sebutan untuk himpunan mahasiswa Sastra Inggris*]. GATES sendiri merupakan ospek yang lebih santai dan beban tugasnya pun bisa dibilang lebih ringan dibanding tugas-tugas ospek jurusan lain di Unpad. Ini yang membuat GATES menjadi unik dan menyenangkan.
Pada tahun 2018, GATES dilaksanakan selama satu bulan. Tapi tenang, GATES tidak dilaksanakan setiap hari, hanya dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu selama satu bulan :D. Jika diingat kembali, dulu beberapa teman angkatan 2018 yang berada di jurusan lain sering menyebutkan bahwa mereka iri dengan intensitas ospek jurusan kami karena kebanyakan atau mungkin hampir semua jurusan di Unpad melaksanakan ospek jurusan selama satu semester.
Kemudian, jika dilihat dari sisi peraturan, GATES tidak memiliki peraturan yang ribetnya bisa membuat lelah untuk menghadapi ospek di akhir pekan. Jika tidak salah mengingat, peraturan GATES 2018 hanya meminta kami untuk membuat sebuah buku bersampul sesuai tema ospek dan name tag untuk dipasang di dada. Informasi mengenai peraturan ini biasanya dibagikan di instagram GATES yang akan diperbaharui setiap minggu nya. Jadi, mahasiswa baru biasanya diharuskan untuk mengikuti instagram GATES beberapa hari sebelum kegiatan ospek dilaksanakan.
Sebelum pelaksanaan Day 1 GATES pada tahun 2018, mahasiswa baru diminta berkumpul untuk diinformasikan mengenai kelompok, mentor, dan tema yang diangkat. Saat itu tema yang diangkat untuk GATES 2018 adalah Hunger Games! Pasti sudah tidak asing lagi bukan dengan Hunger Games?. The Hunger Games merupakan series pertama dari trilogi Catching Fire, dan Mockingjay. Saat itu kami diwajibkan untuk mengetahui cerita ketiga novel tersebut agar lebih mudah memahami alur kegiatan ospek. Hal ini disebabkan istilah-istilah yang dipakai selama ospek pun diambil dari trilogi The Hunger Games, contoh kecilnya kami memakai istilah district untuk menyebut kelompok dan tributes sebagai istilah pengganti pramuda di ospek Univ dan Ospek Fakultas =D.
Saat itu kami dibagi menjadi 11 district dan masing-masing district memiliki dua mentor. Kami diwajibkan untuk memanggil mentor dengan nama mereka tanpa embel akang, teteh, atau kakak. Sebenarnya ini berlaku bukan hanya untuk memanggil mentor namun kami juga dibiasakan untuk memanggil kakak tingkat tanpa embel apapun. Ini memang sudah menjadi budaya turun temurun, sepertinya ini juga dipengaruhi dari budaya barat yang diikuti karena kami jurusan Sastra Inggris. Jujur saja hal tersebut agak canggung karena kami merasa itu tidak sopan(?) dan berbeda dari budaya orang Indonesia yang harus menggunakan panggilan “kak” untuk yang lebih tua. Namun, percaya deh, rasa canggung itu akan hilang di hari kedua atau ketiga ketika kalian bercengkrama dengan kakak tingkat, khususnya panitia GATES.
Kembali ke GATES 2018, saat itu setiap memulai acara kami selalu diharuskan berdiri dan menyanyikan lagu The Hanging Tree dan The Highest Star. The Hanging Tree merupakan lagu yang dinyanyikan Katniss Everdeen di The Hunger Game, sedangkan The Highest Star merupakan hymne Gemasi yang diadaptasi dari Ash Groves. Setelah kedua lagu tersebut dinyanyikan, kami diminta untuk kembali duduk dan memperhatikan materi dari pengisi acara. Saat itu, pengisi acara di hari pertama merupakan dosen sastra inggris dan beberapa kakak tingkat yang menjelaskan mengenai penghitungan IPK.
Berbicara soal pengisi acara, mungkin mengingatkan kembali soal ospek fakultas sebelumnya yang mengharuskan kami memperhatikan para pengisi acara dari pagi hingga akhir acara. Namun, GATES rupanya memiliki sistem yang berbeda, panitia GATES lebih mengarahkan kami untuk bermain sekaligus berinteraksi dengan panitia atau sesama tibutes. Games yang dimainkan selalu berbeda setiap pertemuannya, dan melibatkan kerja sama district dan diskusi. Ada beberapa games yang menjadi momen kegiatan GATES paling sulit dilupakan.
Pertama, games yang diadakan di area bangbir (bangku biru). Saat itu setiap tributes diharuskan mencari beberapa gambar yang telah disembunyikan gamemaker :
Tulisan nama salah satu tributes yang bisa membuat tributes yang dituliskan namanya mati dan tidak bisa bermain.
Gambar medicine yang digunakan untuk mengembalikan tributes yang mati.
dan jika tidak salah mengingat gambar panah yang akan diperhitungkan sebagai poin untuk menang.
Kedua, games yang diadakan di area kosong di sebelah Kandaga (Perpustakaan Unpad). Tidak banyak yang diingat dari games yang satu ini. Tapi sungguh, games ini sangat menyenangkan. Jika tidak salah mengingat, games ini hampir sama dengan games pertama yang diadakan di area bangbir. Pada games kali ini,cakupan area untuk mencari gambar lebih besar dan akan mengecil setiap 15 menit, jadi saat itu tributes setiap district tidak memiliki waktu banyak untuk menggeledah setiap bebatuan atau lubang tersembunyi.
Ketiga, ular naga yang diadakan di gedung B. Permainan ini mengharuskan kami berlari dalam barisan dengan saling berpegang pada pinggang. orang pertama merupakan kepala naga tersebut, dan sisanya merupakan ekor. Jika kepala district lain berhasil memecah ekor maka ekor tersebut harus ikut menjadi ekor di district yang menang. Sebenarnya, ini games yang sedikit melelahkan, namun kami banyak tertawa dan menjerit ketika tributes yang menjadi ekor tertangkap oleh tributes yang menjadi kepala.
Selain itu, kami juga harus mempersiapkan drama. Iya, drama! Seru banget kan :D kami dapat bonding dengan sesama tributes dan juga mentor lebih dalam. Tema dramanya tentunya diambil dari trilogi Hunger Games. Misalnya, district 1 mendapatkan tema dari seri ke-satu dari halaman 1-200. Pertunjukannya sendiri hanya berdurasi 8-10 menit. Setiap kelompok bebas berkreasi untuk menampilkan drama terbaiknya. Oh iya! Sebenarnya, dapat drama yang langsung atau menggunakan voice over sesuai dengan yang dipilih oleh teman satu district ketika mengambil undiannya.
(Gambar 1. Penampilan Drama District 1 (sumber: https://www.instagram.com/2018_gates/))
So far, ospek jurusan sastra Inggris Unpad ini sangat menyenangkan. Kami dilatih untuk terampil, berani mengungkap pendapat, dan juga bonding dengan sesama tributes. Tidak ada senioritas dalam ospek ini (Bahkan sampai saat ini, kami tidak pernah memanggil nama kating dengan “kak”). Menggunakan panggilan “kak” akan membuat jarak antara mahasiswa baru dengan kakak tingkatnya. Bahkan bisa dibilang dari rangkaian ospek univ, fakultas, dan juga jurusan. Ospek jurusan lah yang memorable.
Komentar
Posting Komentar