Karya Sastra Inggris sebagai Pilihan Bacaan Waktu Luang
Sekiranya apa yang terlintas ketika mendengar jurusan sastra inggris? Score toefl yang harus tinggi? Pengantar pembelajaran menggunakan bahasa inggris? Ketekunan membaca?
Tidak bisa dipungkiri bahwa semuanya benar. Jurusan sastra inggris (khususnya Unpad) memberikan batas minimal score ELT, Toefl atau tes sejenisnya dengan score 550. Kemudian, bahasa pengantar yang digunakan tidak selalu menggunakan inggris, terkadang beberapa dosen menggunakan bahasa indonesia. Hal tersebut kembali lagi kepada dosen yang mengajar
Lalu bagaimana dengan membaca? Apa jurusan sastra inggris mengharuskan mahasiswanya terus berkutat dengan bahan bacaan?
Jawabannya tentu saja benar. Hal pertama yang perlu dipersiapkan saat memutuskan berkuliah di sastra inggris yaitu kesiapan untuk membaca meski dalam mood yang hancur sekalipun. Tapi, sepertinya hal ini berlaku juga untuk jurusan lain. Setiap mahasiswa pastinya dituntut untuk membaca dan mempelajari materi. Pembeda jurusan-jurusan sastra dan jurusan lain dalam hal membaca adalah kami selalu berkutat dengan karya-karya sastra yang digunakan untuk materi pembelajaran.
Asyik bukan? Oleh karena itu, pada kesempatan ini Naladhipa telah merangkum tiga karya sastra yang bisa dibaca untuk mengisi waktu luang.
To Kill a Mockingbird
(Gambar diambil dari Goodreads)
To Kill a Mockingbird merupakan salah satu karya Harper Lee. Novel ini dipublikasikan pada tahun 1960. Harper Lee menjadikan Maycomb, Alabama sebagai latar tempat, namun sebenarnya Maycomb merupakan tempat fiksional. Novel ini mengangkat beberapa isu yang sering terjadi pada awal abad 20, salah satunya racial inequality. Penggambaran seluruh cerita didasarkan pada sudut pandang anak perempuan berusia enam tahun bernama Scout. Hal ini juga yang membuat cerita ini menarik karena kita tanpa sadar memposisikan diri sebagai anak berusia enam tahun saat melihat bagaimana dunia di awal abad 20. Selain itu, penokohan karakter Atticus Finch pada cerita ini digambarkan sebagai seorang pria bijaksana pada saat berperan sebagai ayah ataupun saat menjadi pengacara. Karakter ayah dari sang narator ini cukup menarik perhatian karena dari penjelasan sudut pandang Scout, Atticus Finch digambarkan sebagai ayah yang membimbing anak-anaknya dengan cara menjadi teladan yang baik. Hal ini memberikan pengaruh positif kepada anak-anaknya (Scout dan Jem) karena mereka tumbuh dengan melihat sosok ayah sehingga mereka terbiasa dan mengikuti segala tindakan sang ayah. Terbukti dari perlakuan baik Scout dan Jem kepada orang-orang berkulit hitam di sekitar mereka.
The Murders in The Rue Morgue
(Gambar diambil dari Amazon)
Rekomendasi karya sastra kedua dari kami yaitu The Murders in The Rue Morgue. Karya sastra yang ditulis oleh Edgar Allan Poe ini berbentuk cerita pendek yang terbagi menjadi enam bagian cerita. Dipublikasikan pada tahun 1841, cerita ini menjadi cerita detektif pertama pada abad 19. Cerita ini dibuka dengan bagaimana pertemuan narrator dengan August Dupin. Karakter Dupin inilah yang membawa narator terlibat dalam rasa penasaran untuk memecahkan kasus pembunuhan brutal dua wanita di Rue Morgue. Pada cerita ini, Poe menggambarkan keseluruhan cerita dari sudut pandang orang pertama dari pria yang tidak disebutkan namanya. Hal ini yang menjadi salah satu daya tarik cerita pendek ini karena terasa mendukung genre misteri dalam cerita. Seperti hal nya cerita-cerita Poe lainnya, cerita ini tidak mudah ditebak dan tidak pernah gagal dalam membuat pembaca penasaran akan peristiwa-peristiwa dalam cerita yang akan terjadi selanjutnya.
Moby Dick
(Gambar diambil dari Amazon)
Rekomendasi terakhir berjudul Moby Dick. Novel ini dipublikasikan pada tahun 1851. Herman Melville menggambarkan cerita ini dari sudut pandang orang pertama bernama Ishmael yang merupakan seorang pelaut. Karakter Ishmael sebagai central narator dalam cerita ini diperkenalkan di awal kalimat cerita ini.
Call me Ishmael.
Kalimat tersebut menjadi pembuka cerita sekaligus menjadi kutipan kalimat terkenal dalam novel ini. Moby Dick sendiri menceritakan mengenai Ishmael yang ikut berlayar dengan kapal penangkap ikan paus bernama Pequod. Penangkapan ikan paus ini didasarkan dari obsesi balas dendam sang kapten bernama Ahab kepada Moby Dick yang menyebabkan Ahab kehilangan satu kakinya. Moby Dick merupakan julukan fiksional dalam cerita untuk seekor paus sperma raksasa. Buku ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk membaca saat waktu luang karena selain ceritanya yang menarik, buku ini juga bisa menambah wawasan para pembaca dengan adanya istilah-istilah yang digunakan di pelayaran.
Komentar
Posting Komentar